Monday, July 30, 2012

Sebab Yang Dapat Menjaga & Mengokohkan Agama Seorang Muslim (Bag. 3, Selesai)


  4. Terkhusus dalam hal ini, yang akan membantu seorang muslim untuk kokoh di atas agamanya baik para penuntut ilmu dari kaum laki-laki demikian pula para wanita adalah beramal dengan ilmu karena sesungguhnya mengamalkan ilmu yang telah kita ketahui itu akan membuka bagimu ilmu yang tidak kamu ketahui sebelumnya,
 
sebab dengan mengamalkan ilmu tersebut Allah -Subhanahu wata’ala- akan memberikan taufiq kepadamu sehingga engkau senantiasa kokoh di atas agamanya dan engkau senantiasa melanjutkan perjalanan ilmu tersebut sehingga ilmu mu semakin bertambah sebab jalan menuntut ilmu adalah merupakan jalan menuju Allah -Subhanahu wata’ala- sehingga apabila engkau telah diberikan ilmu maka hendaknya engkau mengamalkan ilmu tersebut dan apabila engkau tidak mengamalkan ilmu yang telah engkau ketahui maka Allah -Subhanahu wata’ala- akan menghinakanmu.

Berapa banyak dari manusia, dimana mereka sebelumnya semangat dalam menuntut ilmu, semangat dalam menghasilkan ilmu akan tetapi dia tidak mengamalkan ilmu tersebut sehingga pada suatu saat yang berikutnya dia diharamkan dari menuntut ilmu, ia meninggalkan jalan menuntut ilmu tersebut disebabkan karena dia tidak mengmalkan ilmu itu.

Oleh karena itu disebutkan oleh Waki’ Ibnul Jarrah –Rahimahullah- beliau mengatakan :

ان العلم نور ونورالله لايهدى ولا يعطى لعاصى                        

 “Sesunggauhnya ilmu itu adalah cahaya dan cahaya Allah itu tidaklah diberikan kepada orang yang melakukan kemaksiatan”.

Berapa banyak dari mereka yang sebelumnya diketahui semangat dalam menuntut ilmu lalu kemudian dia meninggalkan menuntut ilmu tersebut dan yang terbesar dalam hal ini adalah terjatuhnya seorang ke dalam perbuatan dosa dan kemaksiatan.

Bahkan Nabi -Shallallahu ‘alaihi wasallam- ash-shadiqul masduq, beliau bersabda dalam hadits yang shahih :

ان أحد كم ليعمل بعمل أهل الجنة فيما يبدوا للناس                      

“ Sesungguhnya salah seorang kalian ada yang mengamalkan amalan penghuni surga ( yaitu amalan sholeh ) namun itulah yang tampak dihadapan manusia “

yang ternyata Allah -Subhanahu wata’ala- menetapkan dirinya termasuk penghuni neraka. Dan ma’na dari hadits yang disebutkan oleh nabi -Shallallahu ‘alahi wasallam- Ini, bahwa ada sebagian manusia secara dhohir (Nampak) bahwa dia adalah orang yang sholeh, akan tetapi pada saat dia tidak dihadapan orang lain, pada saat dia jauh dari yang lainnya, ternyata dia melakukan perbuatan dosa dan kemaksiatan kepada Allah -Subhanahu wata’ala-

Ketahuilah bahwa sesungguhnya perbuatan dosa dan kemaksiatan itu, akan menyebabkan seorang muslim merasa berat untuk menjalankan agama Allah, akan terasa berat untuk mengamalkan ilmu sehingga dengan perbuatan kemaksiatan itu, menyebabkan seorang muslim itu berpaling dari kebaikan yang sebelumnya dia mengamalkan kebaikan itu.

Maka hendaknya seorang penuntut ilmu berhati-hati dari terjerumus kedalam perbuatan dosa dan kemaksiatan dan berhati-hati pula dari tidak mengamalkan ilmu, karena hal itu akan memalingkan seorang hamba dari jalan Allah -Subhanahu wata’ala- Ash-shiratul mustaqim.

Allah -Subhanahu wata’ala-  berfirman :

ونقلب أفئد تهم وأبصا رهم كما لم يؤمنوا به أول مرة ونذ رهم فى طغيا نهم يعمهون 

“ Dan kami akan membalikkan hati-hati dan pandangan-pandangan mereka sebagaimana awalnya mereka tidak beriman kepada Allah, dan kami biarkan mereka dalam keadaan kedzaliman, dalam keadaan melakukan perbuatan-perbuatan kemaksiatan.

Maka demikian pula Nabi -Shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda :

ان قلوب العباد بين أصبعين من أصا بعا الرحمن يقلبها كيف يشاء           

“ Sesungguhnya hati-hati hamba-hamba ini berada  diantara 2 jari dari jari jemari Allah,  dimana Allah membolak-balikkan hati-hati tersebut sekehendak Allah Azza Wajalla.
 
Dan ma’na dari hadits Nabi -Shallallahu ‘alaihi wasallam- ini adalah hendaknya kalian bersemangat untuk memelihara hati tersebut, hendaknya kalian selalu bersemangat untuk menjaga hati kalian agar tidak terjatuh ke dalam perbuatan-perbuatan yang diharamkan oleh Allah Azza Wajallah.

Dan termasuk diantara do’a Nabi -Shallallahu ‘alaihi wasallam- Yang beliau panjatkan, beliau selalu mengatakan :

اللهم يا مقلب القلوب ثبت قلبى على طا عتك                

“ Ya Allah yang membolak-balikkan hati, arahkanlah hatiku ini menuju kepada ketaatan-Mu”

Dan ma’na dari hadits ini bahwa sesungguhnya berjalannya hati itu menuju kepada kemaksiatan merupakan sebab yang akan menyebabkan, atau mendatangkan kerugian hidup seorang memiliki hati tersebut dalam kehidupan dunia demikian pula dalam kehidupan akhirat.

Terlebih lagi ketika dia tidak mengamalkan ilmunya, maka hati ini -kaum muslimin rahimakumullah- selalu berangan-angan untuk melakukan perbuatan dosa , namun seorang yang berakal dia akan selalu berusaha mencegah nafsu dan jiwa yang selalu memerintahkan pada keburukan, dia berusaha untuk menghalanginya dan mencegahnya untuk melakukan apa saja yang diinginkannya, sehingga apabila dia meninggalkan keinginan dari nafsu tersebut, ketika dia meninggalkan untuk beramal dengan ilmu dan dia melakukan apa yang dikehendaki oleh nafsunya, maka itulah yang menyebabkan dia menyimpang dari jalan Allah -Subhanahu wata’ala-.

Dosa-dosa itu seperti najis, (yang mana) air yang bersih, air yang jernih, yang suci apabila diletakkan padanya najis, meskipun najis itu sedikit tatkala terjadi perubahan pada air tersebut maka jadilah air itu menjadi air yang najis, demikian pula amalan-amalan seorang muslim, janganlah dia mengotorinya dengan perbuatan dosa sebab apabila dia mengotori amalan tersebut dengan perbuatan dosa maka itu akan menyebabkan rusaknya amalan seperti rusaknya air yang suci tadi dengan dicampurnya najis yang menyebabkan air tersebut menjadi air yang najis, demikian pula hati, hati tersebut diisi dengan hal-hal yang mendekatkan dirinya kepada Allah -Subhanahu wata’ala-

Sebagaimana kita bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu, demikian pula kita bersungguh-sungguh dalam beramal, mengamalkan ilmu tersebut, sebab dengan mengamalkan ilmu itu akan memberi kemshlahatan pada diri, (dan) henkdaknya engkau senantiasa membiasakan dirimu untuk mengamalkan ilmu sebagaimana engkau membiasakan dirimu untuk berilmu, maka biasakanlah dia untuk mengamalkan ilmu tersebut.

Seorang ayah, seorang ibu, demikian pula anak-anak hendaknya mereka saling bahu-membahu, saling tolong-menolong untuk berusaha mengamalkan ilmu yang telah diketahuinya.

Sebagai contoh, ketika seorang ayah menganjurkan keluarganya untuk menegakkan qiyamullail, menganjurkan mereka untuk bangun di malam hari, sebagaimana Nabi -Shallallahu ‘alaihi wasallam- melakukan itu kepada keluarganya.

Telah disebutkan di dalam shahih imamul bukhari -Rahimahullah- dimana Nabi -Shallallahu ‘alaihi wasallam- suatu hari bangun di malam hari lalu kemudian beliau mengatakan :  

أو قظوا صوا حب الحجرات                                 

“Bangunkanlah wanita-wanita yang berada di dalam kamar-kamar tersebut (yang dimaksud adalah istri-istri beliau)”

 lalu beliau mengatakan :

فرب كا سية فى الدنيا عا رية يوم القيامة                               

“Boleh jadi seorang wanita itu berpakaian di dunia namun dia menjadi telanjang pada hari kiamat”.
 
Lihatlah Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wasallam- menganjurkan keluarganya untuk menegakkan shalat malam, padahal beliau memiliki 9 orang istri, beliau mendatangi masing-masing dari istri tersebut dan mengetuk pintunya di malam hari agar kemudian mereka bangun dan menegakkan qiyamullail.

Kata Nabi -Shallallahu ‘alaihi wasallam- :

فرب كا سية فى الدنيا عا رية يوم القيامة                            

“Boleh jadi seorang wanita itu berpakaian di dunia namun dia menjadi telanjang pada hari kiamat”

Tahukah kamu apa yang dimaksud telanjang pada hari kiamat.? yaitu dia tidak memiliki ketaatan di hadapan Allah -Subhanahu wata’ala-, maka makna dari hadits ini adalah hendaknya kalian memperbanyak amalan-amalan ketaatan yang mendekatkan diri kalian kepada Allah -Subhanahu wata’ala- terkhusus pada sepertiga malam terakhir sebagaimana yang disebutkan oleh Nabi -Shallallahu ‘alaihi wasallam- ketika Allah turun ke langit dunia pada sepertiga malam terakhir lalu kemudian Allah mengatakan :

“siapakah yang berdo’a kepadaku maka aku akan kabulkan, siapa yang meminta kepadaku maka aku akan berikan, siap yang memohon ampun kepadaku maka aku akan mengampuninya”

Maka hendaknya engkau senantiasa berusaha untuk mendidik dirimu, demikian pula anak-anakmu untuk senantiasa beramal dengan amalan yang shaleh, demikian pula halnya dengan berpuasa, kita berusaha menganjurkan diri kita dan keluarga kita untuk mengamalkan ilmu dan diantara bentuk pengamalan ilmu (adalah dengan) menganjurkan mereka berpuasa dalam setiap bulan sebagaimana Nabi -Shallallahu ‘alaihi wasallam- menganjurkan para shahabat agar mereka berpuasa.

Sesungguhnya berpuasa itu termasuk amalan yang paling afdhal, yang paling utama, Nabi -Shallallahu ‘alaihi wasallam- tatkala beliau ditanya suatu amalan yang shaleh yang dengannya seorang berpegang teguh dengannya, maka Nabi -Shallallahu ‘alaihi wasallam- mengatakan :

عليك باالصوم فأنه لامثيل له                                 

“Hendaknya engkau senantiasa berpuasa karena dengan berpuasa itu tidak ada bandingannya dari amalan-amalan yang lain”

Maka janganlah kita kikir terhadap diri-diri kita, senantiasa melakukan amalan-amalan yang shaleh yang akan membersihkan diri-diri kita dan Akan membersihkan jiwa-jiwa kita dan disamping itu kita akan mendapatkan dan meraih pahala yang besar disisi Allah -Subhanahu wata’ala- pada yaumul qiyamah.

Maka kami memohon kepada Allah -Subhanahu wata’ala- semoga Allah senantiasa memberikan perlindungan kepada kita agar tidak terjatuh ke dalam AL-AMMARATU BISSU’ (jiwa yang memerintahkan pada keburukan) dan semoga Allah -Subhanahu wata’ala- senantiasa membantu kita untuk beramal terhadap ilmu yang telah kita miliki.
 
وصلى الله وسلم على نبينا محمد واله وصحبه وسلم وجزا ك الله خيرا               

Muhadharoh Syaikh Abdullah Bin Umar Al-Mar’ie hafizhahullah
Di Ma’had Hikmatussunnah Palu Pada  12 Sya'ban 1433 H / 2 Juli 2012 M 
Diterjemahkan Oleh : Al-Ustadz Abu Karimah Askari Hafizhahullah
Ditranskrip oleh :  Admin

Audio : Download disini

Mamuju, 8 Ramadhan 1433 H / 27 Juli 2012


0 komentar:

Post a Comment

 

by blogonol