“Sesungguhnya
orang-orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, niscaya Allah
mengharamkan surga kepadanya, sedang tempatnya ialah neraka. Tidaklah
ada seorang penolong pun bagi orang-orang zhalim itu.”
— Q.S. Al-Mâ`idah: 72
الْبِرُّ حُسْنُ الْخُلُقِ، وَالْإِثْمُ مَا حَاكَ فِي صَدْرِكَ، وَكَرِهْتَ أَنْ يَطَّلِعَ عَلَيْهِ النَّاسُ
“(Perbuatan)
kebajikan (berasal) dari akhlak yang baik, sedang dosa-dosa adalah
segala sesuatu yang menyesakkan dadamu dan engkau enggan bila manusia
mengetahuinya.”
— H.R. Muslim
“Zina kedua mata adalah memandang.”
Yakni bahwa melihat hal yang diharamkan adalah seperti zina sebab itu adalah perantara untuk berzina.
— Muttafaqun ‘Alaihi
مَا عِنْدَكُمْ يَنْفَدُ وَمَا عِنْدَ اللَّهِ بَاقٍ
“Segala sesuatu yang berada di sisi kalian akan sirna, sedangkan segala sesuatu yang berada di sisi Allah akan kekal.”
— Q.S. An-Nahl: 96
يَعْلَمُونَ ظَاهِرًا مِنَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ عَنِ الْآخِرَةِ هُمْ غَافِلُونَ
“Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia, sedangkan tentang (kehidupan) akhirat mereka lalai.”
Ayat
di atas adalah celaan terhadap orang-orang yang mengenal berbagai jalan
untuk mendapatkan dunia, tetapi lalai terhadap akhiratnya.
— Q.S. Ar-Rûm: 7
إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ
“Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kalian di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa.”
— Q.S. Al-Hujurât: 13
مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّينِ
“Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan padanya, Allah akan memahamkannya dalam agama.”
— H.R. Al-Bukhâry dan Muslim
مَنْ مَشَى فِي ظُلْمَةِ اللَّيْلِ إِلَى الْمَسَاجِدِ آتَاهُ اللَّهُ نُورًا يوم القيامة
“Barangsiapa yang berjalan ke masjid pada kegelapan malam, Allah akan memberi cahaya kepadanya pada hari kiamat.”
— H.R. Ibnu Abi Syaibah, Ibnu Hibban, & Selainnya, Ats-Tsamrul Mustathâb hal. 502-503
إِنَّ اللهَ يُحِبُّ إِذَا عَمِلَ أَحَدُكُمْ عَمَلًا أَنْ يُتْقِنَهُ
“Sesungguhnya
Allah mencintai bila salah seorang di antara kalian mengerjakan amalan
yang dilakukan secara mutqin (sempurna/lengkap).”
— H.R. Abu Ya’lâ dan selainnya, Silsilah Ahâdist Ash-Shahîhah no. 1113
نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ، الصِّحَّةُ، وَالْفَرَاغُ
“Dua nikmat yang banyak manusia merugi di dalamnya: kesehatan dan waktu luang.”
— H.R. Al-Bukhâry
“Sesungguhnya
kebaikan adalah sinar pada wajah, cahaya dalam hati, kelapangan dalam
rezeki, kekuatan pada badan, dan kecintaan pada hati
makhluk.Sesungguhnya kejelekan adalah kegelapan pada wajah, gulita pada
alam kubur dan hati, kelemahan pada badan, kekurangan dalam rezeki, dan
kebencian pada hati makhluk.”
— Ibnu ‘Abbâs, Al-Jawâb Al-Kâfy hal. 62
Biasakanlah mengucapkan, ‘Insya Allah,’ atas sesuatu hal yang akan datang.
وَلَا تَقُولَنَّ لِشَيْءٍ إِنِّي فَاعِلٌ ذَلِكَ غَدًا. إِلَّا أَنْ يَشَاءَ اللَّهُ
“Dan
jangan sekali-kali kamu mengatakan tentang sesuatu, ‘Sesungguhnya aku
akan mengerjakan ini besok pagi,’ kecuali (dengan menyebut), ‘Insya
Allah’.”
— Q.S. Al-Kahf: 23-24
وَمَنِ
اسْتَمَعَ إِلَى حَدِيثِ قَوْمٍ، وَهُمْ لَهُ كَارِهُونَ، أَوْ يَفِرُّونَ
مِنْهُ، صُبَّ فِي أُذُنِهِ الآنُكُ يَوْمَ القِيَامَةِ
“Barangsiapa
yang mendengar pembicaraan suatu kaum, sedang kaum itu tidak senang
kepadanya atau mereka lari darinya, akan dituangkan timah putih pada
telinganya pada hari kiamat.”
— H.R. Al-Bukhâry
Dalam
menghadapi fitnah, Thalq bin Habib menasihatkan agar berlindung dengan
ketakwaan. Ketika ditanya, “Apa takwa itu?” Beliau menjawab,
“Takwa
adalah beramal ketaatan kepada Allah di atas cahaya dari Allah,
mengharap rahmat Allah, dan meninggalkan maksiat kepada Allah di atas
cahaya dari Allah, takut akan siksaan Allah.”
— Siyâr A’lam An-Nubalâ` dan selainnya
ثَلَاثَةٌ لَا
تَرَى أَعْيُنُهُمُ النَّارَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ : عَيْنٌ بَكَتْ مِنْ
خَشْيَةِ اللهِ وَعَيْنٌ حَرَسَتْ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ وَعَيْنٌ غَضَّتْ
عَنْ مَحَارِمِ اللهِ
“Ada tiga (orang) yang mata-mata mereka tidak
akan melihat nerakan pada hari kiamat: mata yang menangis karena takut
kepada Allah, mata yang berjaga-jaga di jalan Allah, dan mata yang
menundukkan pandangan dari segala sesuatu yang diharamkan oleh Allah.”
— Dishahihkan oleh Al-Albâny dari sejumlah shahabat, Ash-Shahîhah no. 2673
مَا لِيْ لَا أَرَى مِيْكَائِيْلَ ضَاحِكًا قَطُّ قَالَ مَا ضَحِكَ مِيْكَائِيْلُ مُنْذُ خُلِقَتِ النَّارُ
“Mengapa
saya sama sekali tidak pernah melihat Mika`il tertawa? (JIbril)
menjawab, ‘Mika`il tidak pernah tertawa semenjak neraka diciptakan.’.”
— Dihasankan oleh Al-Albany dengan seluruh jalurnya, Ash-Shahîhah & Shahîh At-Targhîb
‘Uqbah bin ‘Amir Al-Juhany berkata, “Wahai Rasulullah, apayang dimaksud dengan keselamatan itu?”
Rasulullah menjawab,
أَمْسِكْ عَلَيْكَ لِسَانَكَ وَلْيَسَعْكَ بَيْتُكَ وَابْكِ عَلَى خَطِيئَتِكَ
“Jagalah lisan engkau, hendaknya engkau merasa lapang dengan rumahmu, dan tangisilah kesalahanmu.”
— H.R. At-Tirmidzy dan selainnya, Shahîh At-Targhîb & Ash-Shahîhah
اغْتَنِمْ
خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ : شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ ، وَصِحَتَكَ قَبْلَ
سَقَمِكَ ، وَغِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ ، وَفَرَاغَكَ قَبْلَ شُغْلِكَ ،
وَحَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ
“Manfaatkan segera lima perkara sebelum
(datang) lima perkara: waktu mudamu sebelum (datang) waktu tuamu,
kesehatanmu sebelum (datang) sakitmu, kekayaanmu sebelum (datang)
kefakiranmu, waktu luangmu sebelum (datang) waktu sibukmu, dan
kesehatanmu sebelum (datang) kematianmu.”
— H.R. Al-Hâkim dan selainnya, dishahihkan oleh Al-Albâny
“Dan
orang-orang yang kafir, kecelakaanlah bagi mereka dan Allah menghapus
amal-amal mereka. Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya mereka
benci terhadap (Al Qur’an) yang Allah turunkan, lalu Allah menghapus
(pahala-pahala) amal-amal mereka.”
— Q.S. Muhammad: 8-9
Sumber : http://dzulqarnain.net
by blogonol
0 komentar:
Post a Comment