Berikut rekomendasi para Ulama Besar dunia, sebagai atas asy Syaikh
Abu Abdirahman Fauzi Al Atsari dari negara Bahrain. Ini merupakan dasar
dan bukti untuk menunjukkan bahwa beliau adalah Ulama’ yang istiqomah
hingga saat ini. Insya Allah.
1. Rekomendasi Al Faqih, Al Mufassir, Al ‘Allamah Syaikh Muhammad bin
Sholeh Al Utsaimin – rahimahullah- “Alhamdulillah wa ba’du sesungguhnya
Al Akh Fauzy bin Abdillah adalah diantara para pelajar yang
bersungguh-sungguh, ia memiliki karya ilmiah yang sangat bagus dalm
mentakhrij beberapa hadist, ia juga sering menghadiri pelajaran kami di
Jamiah Kabir di Unaizah”.
Ditulis oleh:
Muhammad Bin Sholeh Al Utsaimin
1 Muharram 1414 H
Muhammad Bin Sholeh Al Utsaimin
1 Muharram 1414 H
2. Rekomendasi Fadilatus Syaikh Alallamah Sholeh Bin Fauzan Al Fauzan
hafidzahullah (Majelis Kibarul Ulama dan sebagai Badan Komisi Tetap
untuk Fatwa Kerajaan Saudi Arabia)
(Pada bagian PENDAHULUAN yang beliau tulis dalam kitabnya Syaikh
Fauzi yang berjudul “Al-ward al-maqtuf fi wujub tho’at wulat amr
al-Muslimin bi-al-ma’ruf”, Maktabah Ahl al-Hadits, 2000, red) sebagai
berikut: Alhamdulillahirabbil’alamin washolatu wassalamu ‘ala nabiyyina
Muhammad khotamin nabiyyin wa’ala alihi waashabihi wamantabi’ahum
biihsaanin ila yaumiddin.
Waba’du, aku telah membaca kitab yang berjudul “Alwabdil Maqtub Fi
Wujubi Tho’ati Wulati Amril Muslimin bil am’rif” aku mendapatinya
sebagai sebagai kitab yang sangat bagus dikuatkan dengan dalil-dalil
dari kitab dan sunnah serta ucapan para ‘aimmah disetiap bab dan
masa’ilnya, amat sangat diharapkan kitab-kitab yang sepertinya apalagi
dijaman ini yang kebodohan dan para pengikut hawa kian menyebar serta
banyaknya perkataan tentang Allah dan RasulNya tanpa ilmu dan petunjuk.
Sesungguhnya kaum muslimin membutuhkan kepada apa yang akan
menyatukan kalimatnya dan menolak makar musuh-musuhnya yang senantiasa
menginginkan perpecahan dan menyalakan api fitnah antara mereka.
Menerangkan al haq dan menolak yang batil dijaman ini dan setiap jaman
adalah kewjiban dan kepentingan yang paling urgen, maka semoga Allah
membalas kebaikan kepada penulis kitab ini Syaikh Abu Abdirrahman Fauzi
Al Atsary atas apa yang telah dilakukannya, semoga menjadikan manfaat
bagi kaum Muslimin dengan kitabnya ini dan kitab-kitab lainnya.
Washallahu ala nabiyyina Muhammad wa ala alihi wasshabihi.
3. Rekomendasi Pembawa bendera “Al Jarh wa Ta’dil”, Fadhilatus Syaikh
Al ‘Allamah Doktor Rabi` bin Hadi Al Madkhaly – hafidzahullah- (staf
Lembaga Pengajar di Jami’ah Islamiyyah Kerajaan Saudi Arabia)
Beliau ditanya dari Irlandia : “Apakah anda menasehatkan untuk
mendengar ‘ilmu dari syaikh Fauzy Al Atsary, sehubungan dengan adanya
sebagian orang yang mengatakan bahwa dia ( Syaikh Fauzi ) mempunyai
sikap berlebihan dan keras?”
Beliau Menjawab : “Siapa yang mengkritiknya?!! , Fauzy Al Atsary, ats
tsariyyun insya Allah. Fauzy Al Atsary seorang yang baik, da’i ilallah
diatas manhaj salafy dan termasuk orang-orang yang membelanya, wal
hamdulillah. Ia mempunyai kesungguhan di negerinya dan di negeri-negeri
lainnya. Dan orang yang mengatakan perkataan seperti ini ( berlebihan
dan keras) maka telah salah.”
“Apa pendapat anda tentang Syaikh Fauzy Al Atsary, apakah boleh diambil ‘ilmunya? ”
Beliau menjawab :
“As Syaikh Fauzy Al Atsary salafy!, tak ada perkara yang meragukan akan kesalafiyahannya, dan aku perintahkan penduduk Bahrain seluruhnya agar hadir di majlisnya syaikh Fauzy.”
(Beliau juga pernah di tanya pada 8 Jumadit tsani 1424 H, di kediamannya Makkah Al Mukarromah.)
“As Syaikh Fauzy Al Atsary salafy!, tak ada perkara yang meragukan akan kesalafiyahannya, dan aku perintahkan penduduk Bahrain seluruhnya agar hadir di majlisnya syaikh Fauzy.”
(Beliau juga pernah di tanya pada 8 Jumadit tsani 1424 H, di kediamannya Makkah Al Mukarromah.)
Di kesempatan lainnya beliau ditanya mengenai syaikh Fauzy al Atsary.
Beliau menjawab : “Fauzy Al Atsary, yang aku tahu ia seorang salafy, mencintai sunnah, ia dari kalangan salafiyyin wal hamdulillah. Fauzy seorang salafy.”
Beliau menjawab : “Fauzy Al Atsary, yang aku tahu ia seorang salafy, mencintai sunnah, ia dari kalangan salafiyyin wal hamdulillah. Fauzy seorang salafy.”
4. Rekomendasi Fadhilatus syaikh Al ‘Allamah, Al Muhaddits, Ahmad bin
Yahya An Najmy -hafidzahullah- ( sebelumnya sebagai staf pengajar di
Ma’had Al ‘Ilmi di Shomithah Kerajaan Saudi Arabia ) , juga seorang
murid dari Al Imam Al ‘Allamah Abdulloh Al Qor’awy -rahimahullah- .
Beliau ditanya pada pertemuan yang diadakan tepatnya tanggal 10 Jumadil Ula 1424 H.
“Apa pendapat anda mengenai syaikh Fauzy Al Atsary, apakah boleh diambil ‘ilmunya?”
Beliau menjawab : “Fauzy Al Atsary, tulisan-tulisannya menunjukkan ia
seorang salafy, begitu juga informasi-informasi yang sampai pada kami
dari beberapa ikhwah terpercaya menunjukkan bahwa ia seorang salafy, ia
salafy insya Allah. Kita tidak mengatakan kalau ia tidak pernah salah,
setiap kita bisa salah dan bisa benar. ”
[Perhatikanlah wahai saudaraku -para pembaca-, perkataan syaikh bahwa
beliau (syaikh Fauzy) adalah salafy dan inilah yang mu'tabar, karena
muncul dari pernyataan-pernyataan para ulama, seolah-olah membantah para
hizbiyyun yang menisbatkan diri mereka kepada 'ilmu. Orang yang mengaku
dirinya salafy tentu tidak akan menyelisihi manhaj salafush sholeh dan
tidak mengemis untuk minta direkomendasi dari sisi para ulama bahwa ia
salafy. Tidaklah seseorang dianggap salafy meskipun menamakan dirinya
salafy dan menisbatkan dirinya pada da'wah salafiyah bila nyata-nyata
menyelisihi manhaj salaf, tidaklah akan dianggap semua
omongan-omongannya meskipun ia menuliskan di koran-koran bahwa dirinya
salafy tidaklah dianggap semuanya itu hingga dinyatakan (salafy) oleh
para ahlul 'ilmi yang terpercaya keilmuannya]
5. Rekomendasi Fadhilatus syaikh Al ‘Allamah Al Faqih Zaid bin
Muhammad Al Madkhali -hafidzahullah- ( pengajar di Ma’had Al ‘Ilmi di
Shomithah Kerajaan Saudi Arabia) beliau juga salah seorang murid dari Al
Imam Al’Allamah Al Hafidz Al Hakami -rahimahullah-
Beliau ditanya pada salah satu pertemuan yang diadakan tepatnya pada 15 Jumadil Ula 1424 H.
“Bagaimana pendapat anda mengenai syaikh Fauzy Al Atsary dari sisi
manhaj, Aqidah dan ‘Ilmu? Apakah anda menasehatkan para pemuda Bahrain
untuk hadir di majlisnya?”
Beliau menjawab: “Pertama-tama aku belum pernah bertemu dengannya,
tetapi aku mendengar kebaikan tentangnya karena ia salah seorang da’i
ilallah diatas manhaj salaf, ia memiliki tulisan-tulisan dan peranan
dalam manhaj salaf. Oleh karena itu kami nasehatkan pada para pemuda
tholabatul’ilmi agar mengambil ilmu darinya. Terkadang para tholabul
‘ilmi menjumpai hal yang menyulitkan dari orang yang diambil ‘ilmunya
maka jika mendapatkan sesuatu yang menyulitkannya dan belum terang cara
penyelesaiannya/ jalan keluarnya dari syaikh, atau melihat suatu
tindakan yang menurut pendapatnya ada penyimpangan, hendaklah ia
menyampaikan hal itu pada para ulama yang mapan dalam ilmu dan
mendengarkan jawabannya, bisa jadi sesuai dengan apa yang ada pada
syaikh atau juga menyelisihinya. Maka ambil yang Haq apakah itu pada Al
Akh Fauzy atau pada orang yang kalian tanyai dari kalangan Ahlul ‘ilmi
yang terpercaya keilmuannya para a`immah Al mujtahidin yang berjalan di
atas manhaj salaf , yang terpenting adalah yang benar. Manusia terkadang
salah dan terjerumus ke dalam kesalahan dan seorang yang salah tidak
boleh diikuti kesalahan-kesalahannya, tidak Zaid, tidak si fulan dan
tidak pula Fauzy dan seterusnya. Biarkanlah masalah-masalah yang
menyulitkan itu diredam/disimpan dan hanya diangkat kepada para ulama,
minta diterangkan dan minta jalan keluarnya dengan dalil-dalil kitab dan
sunnah serta faham salaf.
Beliau ditanya: “Para hizbiyyun mereka mengingkari syaikh Fauzy Al
Atsary karena beliau membantah ahlil bid’ah dan hizbiyyah. Mereka
menganggap hal ini termasuk ghibah, mereka tidak membedakan mana ghibah
yang diharamkan dan mana ghibah yang diperbolehkan?”
Beliau menjawab: “Yang mengadakan pengingkaran terhadap orang yang
membantah ahli bid’ah kebid’ahan dan kesesatannya, membela sunnah dan
menghancurkan kebid’ahan serta menjelaskannya pada manusia, maka ia
seorang yang sesat! Tidak mengenal manhaj salaf dalam hal kebenciannya
terhadap ahlil bid’ah dan sikapnya yang jelas terhadap mereka, ketika
ahlil bid’ah terus-menerus di dalam kebid’ahannya mereka membantahnya
dengan tulisan-tulisan, atau memperingatkannya diatas mimbar-mimbar.
Namun bukanlah Al Akh Fauzy saja yang membantah ahlil bid’ah seperti
yang kau sebutkan, tetapi juga para ulama yang berjalan diatas manhaj
salaf dari sejak masa sahabat hingga gari ini dan hingga waktu yang
Allah kehendaki.
Beliau ditanya: “Apakah dibedakan antara kesalahan yang diperbuat
oleh orang yang berpegang teguh dengan sunnah dengan kesalahan yang
dilakukan oleh orang yang senantiasa berbuat bid’ah?”
Beliau menjawab : “Tidak!. Orang yang berpegang dengan sunnah jika
salah tidak boleh dibiarkan diatas kesalahannya, tetapi
dijelaskan/diterangkan kesalahan itu padanya. Tidak boleh ia
diperlakukan seperti halnya perlakuan terhadap ahlil bid’ah, ia
diperlakukan sebagaimana mestinya terhadap ahlussunnah. Dengan cara
berdiskusi diantara mereka agar rujuk (kembali dari kesalahannya). Orang
yang berpegang dengan sunnah adalah orang yang cinta kepada petunjuk,
jika nampak baginya dalil ia segera kembali dari ucapannya lalu
mengumumkan kepada manusia bahwa saya telah salah dan menunjukkan apa
yang telah ditulisnya/diucapkannya. Adapun ahlul bid’ah ia harus
dibantah buku-bukunya, kaset-kasetnya serta perkumpulan-perkumpulannya
bahkan jika diperlukan untuk disebutkan nama-namanya, maka hendaklah
disebutkan dan tidak mengapa ! dengan maksud nasehat untuk muslimin.
Demikian rekomendasi ini. Allahu a’lam.
(Sumber asli http://www.geocities.com/mohammed_athary/Tazkeyah.html,
al Akh Muhammad al Atsari, pengelola Tasjilat Al Atsari dari Inggris.
Diterjemahkan setelah direkam ke kaset oleh Ustadz Abu Hamzah Yusuf,
murid Syaikh Muqbil Bin Haadi rahimahullah dari Bandung.)
Sumber : http://www.salafy.or.id
0 komentar:
Post a Comment